Skizofrenia, Perubahasan Sikap Karena Kesulitan Membedakan Antara Kenyataan dan Halusinasi
Daftar Isi
- Apa Itu Skizofrenia?
- Penyebab Skizofrenia
- Jenis-Jenis Skizofrenia
- Faktor Risiko Skizofrenia
- Gejala Skizofrenia
- Diagnosis Skizofrenia
- Pengobatan Skizofrenia
- Komplikasi Skizofrenia
- Pencegahan Skizofrenia
Apa Itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis yang bikin penderitanya sulit membedakan antara kenyataan dan halusinasi, sering kali juga mengalami delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan sikap. Kondisi ini bisa bikin seseorang kesulitan menjalani hidup sehari-hari, bahkan sampai mengisolasi diri dari orang-orang terdekat.
Penyebab Skizofrenia
Sampai sekarang, penyebab pasti skizofrenia masih misterius, tapi ada beberapa faktor yang diduga punya pengaruh besar:
- Genetik: Kalau ada keluarga yang mengalami skizofrenia, risikonya bakal meningkat. Bahkan, kalau kedua orang tua punya skizofrenia, risikonya bisa mencapai 40 persen.
- Komplikasi Kehamilan dan Persalinan: Masalah saat hamil atau melahirkan, seperti paparan racun, kurangnya nutrisi, atau kelahiran prematur, juga bisa jadi pemicu.
- Ketidakseimbangan Kimia Otak: Ketidakseimbangan serotonin dan dopamin dalam otak bisa memicu skizofrenia, terutama kalau struktur otak juga mengalami perbedaan, seperti ukuran ventrikel otak yang lebih besar.
- Penyalahgunaan Obat-Obatan: Obat-obatan seperti kanabis atau LSD bisa memicu skizofrenia, terutama kalau sudah ada faktor risiko genetik.
Jenis-Jenis Skizofrenia
Skizofrenia punya beberapa tipe, masing-masing dengan gejala yang berbeda. Berikut jenis-jenis skizofrenia yang perlu kamu tahu:
- Skizofrenia Paranoid: Didominasi oleh delusi dan halusinasi, penderitanya sering merasa curiga dan defensif.
- Skizofrenia Disorganisasi: Gejalanya termasuk pembicaraan yang kacau dan tidak masuk akal. Emosi penderitanya juga sering tidak sesuai dengan situasi.
- Skizofrenia Katatonik: Ditandai dengan perilaku motorik yang aneh, seperti berdiam diri terlalu lama atau gerakan yang berulang-ulang tanpa tujuan jelas.
- Skizofrenia Residual: Gejala delusi dan halusinasi mulai berkurang, tapi penderitanya masih menunjukkan beberapa gejala minor.
Faktor Risiko Skizofrenia
Skizofrenia bisa dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti:
- Riwayat keluarga dengan gangguan mental.
- Kehidupan di lingkungan yang penuh stres atau traumatis.
- Penyalahgunaan zat terlarang pada masa remaja.
- Kehamilan yang bermasalah, seperti kurangnya nutrisi atau komplikasi saat melahirkan.
Gejala Skizofrenia
Gejala skizofrenia bisa beragam dan sering kali sulit dikenali. Beberapa gejala umum meliputi:
- Halusinasi: Melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
- Delusi: Keyakinan yang salah dan tidak logis, seperti merasa dikejar-kejar atau diawasi.
- Berbicara kacau: Sulit mengikuti alur pembicaraan atau mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.
- Perilaku aneh: Berperilaku di luar kebiasaan, seperti sering diam atau bertindak tanpa alasan jelas.
- Gejala negatif: Kehilangan motivasi, kesulitan menikmati hidup, atau kurangnya interaksi sosial.
Diagnosis Skizofrenia
Untuk mendiagnosis skizofrenia, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk wawancara dan tes fisik. Dokter juga akan memeriksa kondisi kesehatan mental dengan mengajukan pertanyaan seperti riwayat keluarga, pengalaman masa kecil, hingga penyalahgunaan zat. Diagnosa skizofrenia biasanya diberikan jika gejala berlangsung setidaknya selama 6 bulan dan tidak disebabkan oleh gangguan lain seperti bipolar atau penyalahgunaan obat.
Pengobatan Skizofrenia
Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan skizofrenia, pengobatan bisa membantu mengontrol gejalanya. Berikut beberapa pilihan pengobatan skizofrenia:
- Obat Antipsikotik: Digunakan untuk mengurangi delusi dan halusinasi. Penderita perlu mengonsumsi obat ini seumur hidup meski gejala sudah mereda.
- Psikoterapi: Terapi yang bertujuan membantu penderita mengerti dan mengatasi gejalanya. Terapi ini sering dikombinasikan dengan obat.
- Terapi Elektrokonvulsi: Terapi yang dilakukan dengan mengalirkan arus listrik kecil ke otak. Digunakan jika obat tidak efektif.
- Transcranial Magnetic Stimulation (TMS): Terapi dengan gelombang elektromagnetik yang diarahkan ke otak tanpa perlu pembedahan.
Komplikasi Skizofrenia
Kalau tidak diobati, skizofrenia bisa menyebabkan komplikasi serius yang memengaruhi semua aspek kehidupan penderitanya, seperti:
- Bunuh diri atau pikiran untuk bunuh diri.
- Depresi dan gangguan kecemasan.
- Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain.
- Kesulitan bekerja atau bersekolah.
- Isolasi sosial dan masalah finansial.
- Masalah kesehatan fisik akibat gaya hidup yang tidak sehat.
- Perilaku agresif, meski ini jarang terjadi.
Pencegahan Skizofrenia
Sampai saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah skizofrenia. Namun, deteksi dini dan penanganan cepat bisa mencegah gejala semakin parah. Keluarga dan teman juga perlu tahu cara mengenali tanda-tanda awal gangguan ini agar bisa memberikan dukungan yang tepat.