Website ini menyediakan informasi data alamat dan nomor telepon perusahaan di Indonesia

Binge Eating Disorder (BED): Kenali Gangguan Makan Ini dan Cara Mengatasinya


Apa Itu Binge Eating Disorder (BED)?

Binge Eating Disorder (BED) adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode makan yang tak terkendali. Kamu bakal makan dalam porsi besar, bahkan lebih banyak dari orang kebanyakan, dan sering kali merasa nggak bisa berhenti makan. Bedanya dengan bulimia, orang dengan BED nggak melakukan kompensasi seperti muntah atau olahraga berlebihan. Akibatnya, mereka sering kali mengalami masalah berat badan atau bahkan obesitas. Biasanya, ada masalah emosional atau mental yang belum terselesaikan di balik gangguan ini.

Faktor Risiko Binge Eating Disorder (BED)

Gangguan BED ini lebih sering menyerang wanita dibanding pria. Biasanya, gangguan ini muncul di usia awal 20-an. Beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan kamu mengidap BED meliputi:

  • Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung yang punya BED, kemungkinan kamu juga berisiko.
  • Diet Ketat: Orang yang sering diet ketat atau menahan lapar di siang hari bisa mengalami keinginan makan berlebihan di malam hari.
  • Kesehatan Mental: Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau anoreksia nervosa bisa mendorong seseorang untuk makan berlebihan sebagai pelarian.

Penyebab Binge Eating Disorder (BED)

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan BED, dan biasanya melibatkan kombinasi dari faktor psikologis, sosial, dan genetik:

  • Faktor Psikologis: Kebanyakan pengidap BED punya masalah regulasi emosi, seperti stres, perasaan nggak berdaya, atau masalah mental lainnya.
  • Tekanan Sosial dan Budaya: Tekanan dari media sosial dan iklan yang mempromosikan diet ketat dan citra tubuh ideal bisa mempengaruhi individu yang rentan.
  • Faktor Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik juga berperan. Jika ada riwayat gangguan makan atau gangguan mental dalam keluarga, risiko BED bisa meningkat.
  • Faktor Lingkungan: Pengalaman traumatis, pelecehan, atau stres berat juga bisa berkontribusi pada perkembangan BED.
  • Dorongan Emosional: Binge eating sering kali terjadi karena keinginan untuk meredakan emosi negatif atau tekanan.
  • Perubahan Hormonal: Beberapa perubahan hormonal dalam tubuh, seperti masalah tiroid, bisa mempengaruhi nafsu makan dan berkontribusi pada BED.

Gejala Binge Eating Disorder (BED)

Gejala utama BED adalah seringnya terjadi episode binge eating. Gejala ini bisa berupa:

  • Makan dalam jumlah besar dalam waktu tertentu (misalnya, dalam 2 jam).
  • Mengunyah lebih cepat dari biasanya.
  • Makan sampai merasa terlalu kenyang dan perut terasa begah.
  • Makan dalam porsi besar meski nggak lapar.
  • Makan sembunyi-sembunyi karena malu dengan porsi makanan yang besar.
  • Merasa jijik, depresi, atau bersalah setelah makan.

Selain itu, pengidap BED juga sering mengalami:

  • Sering diet, tapi sulit menurunkan berat badan.
  • Menimbun makanan.
  • Mudah kesal atau marah jika mendengar tentang makanan atau body shaming.
  • Merasa cemas, putus asa, dan kurang percaya diri.

Diagnosis Binge Eating Disorder (BED)

Dokter akan menanyakan riwayat keluarga dan diet yang pernah dilakukan, serta sudah berapa lama merasa mengalami gangguan makan ini. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5), seseorang dianggap mengidap BED jika mengalami episode binge eating minimal sekali seminggu selama tiga bulan atau lebih.

Komplikasi Binge Eating Disorder (BED)

Orang dengan BED cenderung kekurangan vitamin dan mineral karena kebanyakan makanan yang mereka konsumsi penuh lemak dan gula, tapi kurang gizi. Komplikasi yang bisa terjadi biasanya terkait dengan obesitas, seperti:

  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit jantung dan stroke.
  • Kanker tertentu.
  • Penyakit kandung empedu.
  • Depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati lainnya.

Pengobatan Binge Eating Disorder (BED)

Pengobatan BED bertujuan untuk mengurangi frekuensi binge eating dan meningkatkan kesehatan mental. Beberapa metode pengobatan meliputi:

  • Konseling: Konseling bisa membantu mengatasi perasaan seperti rasa bersalah, malu, atau rendah diri. Metode ini biasanya dilakukan oleh psikolog atau psikiater.
  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT): CBT adalah terapi pilihan untuk BED. Terapi ini membantu pengidap memahami pemikiran dan perasaan mereka, serta mengajarkan cara-cara baru untuk mengatasi masalah.
  • Psikoterapi Interpersonal (IPT): Terapi ini fokus pada identifikasi konflik antarpribadi yang bisa memicu BED.
  • Terapi Perilaku Dialektik (DBT): DBT membantu pengidap mengenali situasi yang bisa memicu emosi dan mengajarkan cara menenangkan diri tanpa melakukan perilaku yang tidak wajar.

Pencegahan Binge Eating Disorder (BED)

Sayangnya, nggak ada cara pasti untuk mencegah BED. Tapi kalau kamu merasa berisiko, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah komplikasi:

  • Buat Buku Harian Makanan: Dengan mencatat makanan yang kamu konsumsi, kamu bisa mengidentifikasi pola makan yang mungkin memicu binge eating.
  • Makan Makanan Rendah Gula: Makanan rendah gula memiliki indeks glikemik rendah, yang bisa membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mengurangi risiko diabetes.
  • Makan dengan Porsi Kecil dan Sering: Makan dalam porsi kecil dan frekuensi sering bisa membantu kamu merasa kenyang sepanjang hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala BED, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan yang cepat dan tepat bisa mencegah komplikasi serius dan membantu pemulihan lebih cepat.

SisterTech.com Sister Tech 2024